MUAZ bin Jabal r.a berkata: "Sesiapa pada akhir ucapannya berupa kalimat: La Ilaha Illa Llah, nescaya masuk syurga," (Abu Dawud Al-Hakim). Diriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
"Allah berfirman: La Ilaha Illa Llah adalah benteng-Ku, dan sesiapa sudah memasuki benteng-Ku, nescaya selamat daripada seksaan-Ku."
Rasulullah juga bersabda:"Sebaik-baik kalimat yang aku ucapkan oleh para Nabi sebelumku, adalah kalimat: La Ilaha Illa Llah."
Rasulullah juga sering bersabda:
"Perbaharui iman kamu. Mereka bertanya: Bagaimana kami memperbaharui iman kami? Jawab baginda: Perbanyakkanlah menyebut "La Ilaha Illa Llah."
Sheikh Abdurrahman Hassan berkata:
"Seseorang yang membaca kalimah Tauhid/La ilaha Illa Llah, akan memperolehi seperti apa yang sudah disabdakan Rasulullah seperti di atas, jika memenuhi syarat seperti berikut:
1) Harus mengerti benar-benar maksud kalimat La ilaha Illal Llah/Tidak ada Tuhan yang disembah dengan haq kecuali Allah.
Pengertian itu baik dalam ucapan, pernyataan atau perbuatan. Dan jika orang itu tidak mengerti apa makna kalimat diucapkan itu, maka ia tidak akan memperolehi seperti apa yang disabdakan Rasulullah.
Allah berfirman yang bermaksud: Katakanlah: "Tidak sama orang yang berilmu pengetahuan dan orang yang tidak berilmu. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar:9)
2) Harus penuh keyakinan dan kesungguhan dengan makna apa yang diucapkan. Keyakinan itu baik dalam ucapan atau perbuatan. Tidak seperti sebahagian orang yang meskipun lisannya membaca kalimat La Ilaha Illa Llah, tetapi hatinya selalu ragu akan Keesaan Allah, perbuatannya juga selalu menyekutui-Nya.
3) Harus penuh keikhlasan dan kemurnian. Kalimat itu diucapkan hanya kerana Allah, bukan kerana hal lain. Adapun orang yang belum dapat memurnikan amal perbuatannya, semuanya kerana Allah, maka amal perbuatan itu tidak disebut amal perbuatan yang ikhlas.
Firman Allah yang bermaksud: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan solat dan menunaikan zakat dan dengan yang demikian itu adalah agama yang lurus." (Al-Bayyinah:5)
4) Harus benar/kalimat La Ilaha Illa Llah yang sudah diucapkan dengan lisan itu harus benar-benar dapat mewujudkan kenyataan, baik berupa ucapan atau perbuatan. Tidak hanya ucapan saja, tetapi amal perbuatannya tidak sesuai dengan kalimat itu. Sebagaimana orang munafiq mengucapkan kalimat La Ilaha Illa Llah, tetapi apa yang mereka ucapkan itu tidak sesuai dengan iktiqad mereka (hatinya kosong, tidak ada iman sama sekali). Maka ucapan mereka itu adalah ucapan dusta. Antara lahir dengan batin tidak sama.
5) Ucapan yang sudah dinyatakan itu diterima Allah dan tidak ditolak. Kerana di antara sekian ramai orang yang berzikir atau membaca La Ilaha Illa Llah, ia sudah tahu dan mengerti makna kalimat itu yang sebenarnya, tetap penyataannya belum diterima Allah kerana ia masih sombong, iri hati atau sifat lain yang menyebabkan terhalangnya kalimat yang diucapkan itu dikabulkan. Maka orang yang demikian itu bertentangan dengan orang yang menyekutukan dan menjadi kekasih mereka.
6) Harus tunduk kepada peraturan Allah. (Jika sudah beriman dan menyatakan keesaan Allah, maka harus pula beriman mengakui akan kebenaran semua yang sudah diperintahkan atau dilarang).
Sementara itu ada sebahagian orang yang mengucapkan kalimat itu, ia juga tahu dan mengerti makna sebenarnya, tetapi ia tidak tunduk dan mematuhi hak serta kewajipan taklimat yang sudah dinyatakan.
Baik hak kewajipan sebagai manusia terhadap Tuhan, atau kewajipan syariat Islam. Dan ia hanya mengerjakan apa yang sesuai dengan keinginan nafsunya saja, atau mengerjakan pekerjaan yang akan menghasilkan kekayaan duniawi saja. Hal demikian banyak dilakukan sebahagian orang.
No comments:
Post a Comment